Minggu, 11 Januari 2009


Nisan yang lain

Benar, Bung, benar! Kematian kan
datang sendiri, ia asah belati lalu
tikam ke kalbu. Pedih memadu perih.

Apabila menangkis, itu belati sudah
sampai di leher, tersembelihlah kau!

Apabila meronta, itu belati sudah pun
datang ke jantung ruang jantung!

Apa yang kita tahu, Bung? Bubuk debu,
terembus ke muka, mengotorkan mata,
mengelabukan airmata, dan kita cuma
raja atas duka, mahaduka, pada rapuh
tahta, usia tak jua menabalkan kita.

Sumber: sejuta-puisi

DI UJUJNG DERMAGA

Di ujung dermaga.
pantoloan

Cuaca mendung di kala senja
Angin berhembus begitu kencang
Seorang wanita berkerudung putih
Serasi dengan bajunya yang berwarna pink

Duduk di ujung dermaga
Tatapannya penuh harap
Sesekali ia tersenyum
Sesekali ia termenung
kerudungnya basah terkena percikan ombak
Senja tlah berganti

Ia masih sendirian duduk di dermaga
Tiba-tiba seorang lelaki tampan dan kaya
Mendekati dan menyapanya
Lelaki itu mengajaknya pergi
Wanita berbaju pink di ujung dermaga menolaknya
Dan berkata"Aku sedang menanti kekasihku".

Diambil dari samangka.blogspot.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda